Kami memiliki rencana untuk sampai ke Pemenang dengan engkel (sebutan angkot disana) yang katanya ada yang murah hanya 10ribu (rencana ini didapatkan dari hasil survei di internet). Kemudian menyebrang dengan perahu dari Pelabuhan Bangsal menuju Pulau Gili Trawangan, lalu melakukan Snorkling pada hari itu juga.
Terdengar muluk yaa,, padahal rencana itu sudah ada yang mengatur dengan lebih tepat (Tuhan), dan rencana kami hanya tulisan abstrak semata, maksudnya rencana kami di corat coret, alias rusak!! gagal!! hahahaa
(Morning, 23 Januari 2014)
Gimana enggak gagal, wong abis bangun subuh, sholat trus tidur lagi (khas mahasiswa banget, dulu kita bertiga blom ada yang lulus kuliah broo).
Bangun-bangun jam 8 lewat, langsung siap-siap, beres-beres, check out Hotel Eka jam 9 lewat.
Kita langsung mencari engkol berharga 10ribu/orang tersebut (engkol ini adalah satu-satunya engkol yang menuju Pemenang) dan setelah menunggu sekian lama (di tempat yang kita tidak tahu benar atau salah sebagai tempat nunggu engkol tersebut), akhirnya ada engkol yang menawarkan carter (engkol ini padahal engkol yang rutenya hanya di kota mataram saja).
Setelah ditawar-tawar, akhirnya carter angkot seharga 60ribu untuk kami bertiga.
Jalur yang kami lewati untuk menuju pelabuhan bangsal adalah Jalur Pusuk (Monkey Forest), karena jalur ini memang banyak sekali monyet liar yang berkeliaran.
Selama perjalanan, kami melihat engkel 10ribu/orang berlawanan arah dengan arah engkel yang kita naiki.
Sang supir bercerita, kalo kita mau naik engkel itu kita bisa naik di Terminal Mandalika. Lalu engkel itu akan berangkat jika penumpang sudah penuh.
Dan aku juga pernah baca kita juga bisa naek engkel 10ribu/orang di Perempatan Pasar Rembiga.
Hmm ya terus aku mikir, ada bagusnya juga kami carter angkot ini,
Coba bayangkan, kalo kita harus ke terminal mandalika berapa jarak yang harus kami tempuh dari penginapan?? dan berapa lama kami harus menunggu penumpang penuh?? Ini akan memakan waktu kami yang rencananya harus mencapai Pulau Gili untuk bisa Snorkling hari itu juga.
Perempatan Pasar Rembiga, dimana tuh?? kalo kami naik dari sana, apakah masih muat penumpangnya??, sedangkan dari Terminal Mandalika penumpang harus penuh baru engkel berangkat.
Satu lagi, barang bawaan penumpang yang menaiki engkel 10ribu/orang banyak juga, jadi mungkin akan sempit nanti.
Setelah pertimbangan itu semua yaa tidak rugi kok carter angkot 60ribu/3org,,
karena legaa,, bisa foto-foto monyet,, angin sepoi-sepoi bisa masuk,, berasa mobil sendiri deh pokoknya, hahaha
(Mid Day)
Sampailah kami di Pemenang Lombok Utara. Disinilah kita akan menunggu 1 orang yang akan menjadi teman kami selama wisata di Pulau Gili.
Itu tadi masih foto saya,,
1 Orang yang kami tunggu bernama Rizal (Nama Panjang disamarkan, demi keamanan dirinya dari pihak-pihak yang mungkin akan memanfaatkan dirinya. Karena orang inilah yang akan membawa perubahan besar pada nasib perjalanan kami), dia adalah orang asli lombok yang kebetulan kuliah di kota yang sama tempat kami kuliah, yaitu Jogjakarta.
Karena rencana awal kami adalah untuk langsung ber-Snorkling, dan asumsi kami bahwa kami harus menitipkan barang-barang kami yang tidak perlu dibawa ke Pulau Gili di rumah Rizal, maka berangkatlah kami ke rumah Rizal naik Carry (angkutan lain selain engkel). Sedangkan Rizal memandu didepan naik motor.
Sampai dirumah Rizal kami ishoma dan berkenalan dengan orang tua Rizal yang baik hati. Obrolan panjang telah terjadi, sampai percakapan dititik bahwa saat ini pelabuhan tidak bisa dilewati oleh kapal karena cuaca buruk (memang saat itu adalah musim penghujan, memang terlihat mendung banget).
Karena orang tua Rizal mempunyai link dengan orang di Pelabuhan Bangsal, kami disuruh menunggu sampai mendung hilang. Selama perbincangan kami memutuskan untuk tidak jadi menitipkan barang bawaan kami karena ternyata barang bawaan kami akan tetap aman selama snorkling disana (asumsi awal kami adalah saat snorkling, barang bawaan di tinggal di perahu dan tidak terjaga aman).
Langit sudah mulai cerah, kabar berita bahwa kapal dari Pelabuhan Bangsal sudah dapat menyebrang, kami sudah siap berangkat dengan Rizal menemani (Intinya ya ayo jalan-jalan bareng!!).
Kebaikan keluarga Rizal tidak sampai disini saja, Kakak Rizal yang bekerja di Pulau Gili Trawangan akan menyediakan tempat untuk kami menginap semalam disana, orang tua Rizal sendiri yang juga menyarankan untuk menghubungi kakak perempuannya. Wooaahh Perfect!!!
(Afternoon)
Kembalilah kami ke Pemenang. Dari Pemenang untuk ke Pelabuhan Bangsal kita bisa naik Cidomo (delman) dengan biaya biasanya 5ribu/org atau bisa dengan berjalan kaki 10-20 menit karena hanya berjarak 500 meter saja. Ini dia penampakkan Cidomo nya.
Sampailah kami di Pelabuhan Bangsal!! Yeaaayyy!!
Untuk informasi bahwa pelayanan penyebrangan umum di buka mulai dari jam 8 sampai jam 3 sore, setelah jam itu kita harus bernego dengan pemilik perahu untuk mencarter perahunya dan pasti harganya akan mahal.
Si Rizal masih malu-malu jadi fotoin yaa,,
Lalu kami beli Tiket Perahu ke Pulau Gili Trawangan seharga 13.500/org, kalau ke Pulau Gili Air dan Gili Meno harga tiketnya lebih murah karena lebih dekat.
Akhirnya kami naik perahu dan Woooww seru banget soalnya ombaknya gede, jadi perahunya goyang-goyang. Kalo saya mah nyantai aja, wohaahaha.
Akhirnyaa kami sampai di Pulau Gili Trawangan!!! Yuhuuu!!!
sekarang kita paksa si Rizal foto bareng, hahahaNanti kami akan berkeliling pulau Gili Trawangan untuk melihat semua sudut pantai di sepanjang pulau.
Yahhh sampai sini dulu Chapter kali ini,, okee
Next Chapter akan berisi tentang petualangan kami di Pulau Gili Trawangan
dengan judul "Petualangan di Pulau Gili Trawangan"
See You Next Time,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar