Pages - Menu

Minggu, 29 Juni 2014

Mengapa Langit Bumi berwarna Biru, Venus Berwarna Merah, dan Mars Berwarna Biru ??

Cahaya Matahari yang tiba di Bumi merupakan percampuran cahaya dari seluruh panjang gelombang atau dari seluruh warna.

 



Tidak semua planet memiliki langit berwarna biru. Mengapa demikian? Alasannya bergantung pada atmosfer si planet. Sebelum kita menelusuri setiap planet, bagaimana kalau kita cari tahu mengapa langit di Bumi berwarna Biru.
Ketika seorang astronom mengamati benda langit, maka informasi yang ia kumpulkan adalah cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh si benda langit dalam berbagai panjang gelombang. Cahaya tersebut kemudian diterima oleh manusia dalam bentuk spektrum warna. Setiap panjang gelombang akan menghasilkan warna yang berbeda.
Mata manusia memiliki sensitivitas pada cahaya yang berada pada rentang tertentu dari spektrum elektromagnetik yang disebut spektrum optik atau spektrum kasat mata atau kita sebut saja cahaya tampak. Manusia hanya bisa melihat dan mengenali spektrum optik yang berada pada panjang gelombang 400 – 700 nanometer yang berasosiasi dengan warna ungu ke merah. Meskipun ada mata yang juga sensitif terhadap warna yang dihasilkan cahaya pada panjang gelombang 320 nm. Warna-warna pada spektrum optik ini yang sering kita kenali sebagai warna pelangi yakni MEJIKUHIBINIU aka Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Dengan warna merah merupakan warna yang dihasilkan oleh panjang gelombang panjang dan ungu merupakan warna yang dihasilkan panjang gelombang pendek.
Selain spektrum optik yang kasat mata, ada juga cahaya yang tidak kasat mata yang dipancarkan oleh cahaya pada panjang gelombang yang lebih pendek dari cahaya ungu atau kita kenal sebagai ultra ungu dan cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang yang lebih panjang dari merah atau kita kenal sebagai cahaya infra merah.

Apa urusannya dengan langit yang berwarna Biru?

Matahari yang menjadi bintang induk bagi Bumi memancarkan cahaya yang diterima oleh mata manusia. Cahaya yang dipancarkan Matahari tersebut mengandung seluruh spektrum elektromagnetik yang merentang dari panjang gelombang paling pendek sampai panjang termasuk di dalamnya cahaya tampak dan tak tampak; gelombang radio, gelombang mikro, cahaya ultra ungu, ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah, infra merah, sinar X dan sinar gamma. Setiap warna tersebut juga merepresentasikan frekuensi dari rendah ke tinggi dengan cahaya merah berada pada frekuensi rendah dan ungu pada frekuensi tinggi.
Tapi mari kita fokuskan pada cahaya tampak yang merupakan warna pelangi yang bisa dinikmati setelah hujan. Cahaya Matahari yang tiba di Bumi merupakan percampuran cahaya dari seluruh panjang gelombang atau dari seluruh warna. Cahaya yang datang dari Matahari bergerak dalam garis jika tidak ada apapun yang menghalangi perjalanannya. Contohnya, jika cahaya bertemu kaca maka ia akan dipantulkan. Sedangkan jika cahaya melewati sebuah medium, arahnya akan berubah dan terjadilah pembiasan cahaya.
Sebelum diterima oleh mata manusia di Bumi, cahaya Matahari harus melewati lapisan atmosfer yang di dalamnya terdapat berbagai macam atom dan molekul gas seperti nitrogen, oksigen, uap air, dan debu. Saat melewati atmosfer dan bertemu molekul-molekul gas inilah cahaya Matahari diserap dan kemudian dihamburkan ke semua arah. Saat dihamburkan, cahaya berfrekuensi tinggi akan dihamburkan lebih banyak dari pada cahaya yang berada pada frekuensi rendah. Dalam hal ini cahaya biru akan lebih banyak dihamburkan oleh molekul dan partikel di udara dibandingkan cahaya merah.
Tapi, langit pun tidak akan tampak ungu, meskipun ungu merupakan cahaya yang memiliki frekuensi paling tinggi dan panjang gelombang terpendek dalam cahaya tampak. Salah satu alasannya adalah sensitivitas mata manusia terhadap cahaya ungu lebih kecil dibanding cahaya biru.
Bagaimana dengan Planet lainnya?

Warna langit di planet lain di Tata Surya 

Warna langit di setiap planet di Tata Surya maupun ekstrasolar planet yang mengitari bintang lain akan sangat bergantung pada kerapatan dan komposisi kimia di atmosfernya. Sekarang, mari kita bertualang ke planet-planet di Tata Surya dan satelit-satelitnya.
Pada persinggahan pertama di planet Merkurius, langitnya tampak seperti langit di Bulan. Hitam dan gelap! Aneh? Sebenarnya tidak karena Merkurius tidak memiliki atmosfer yang dapat menghamburkan cahaya Matahari.
Di Venus, atmosfernya yang sangat tebal menyebabkan langit di planet tersebut tampak berwarna oranye kemerah-merahan. Setidaknya itulah yang tampak dari citra penjejak Venera milik Soviet.
Perjalanan ke Mars justru menunjukkan kalau langit di planet dengan atmosfer tipis yang memiliki banyak debu tersebut tampak berwarna merah. Jika di Bumi foton biru dihamburkan oleh atmosfer ke semua arah, maka di Mars, debu di atmosfer menghamburkan foton merah dan menyebabkan langit di planet tetangga Bumi ini tampak berwarna merah.

Dari Mars, kita menuju Jupiter. Di sini langit tampak berwarna biru samar atau lebih redup dari Bumi karena cahaya Matahari yang diterima planet raksasa tersebut lebih redup dibanding Bumi. Berlanjut ke planet Saturnus, langit planet yang memiliki cincin tebal ini termasuk unik. Citra Cassini menunjukkan langit utara akan tampak berwarna biru dan semakin ke selatan warna langit menjadi semakin kuning. Di langit selatan Saturnus langit tampak berwarna kuning terang sebagai akibat dari kondisi atmosferik di planet tersebut. Mengapa Saturnus memiliki dua warna langit masih menjadi pertanyaan untuk dicari jawabannya.
Selain planet Saturnus, satelit Titan yang mengelilingi planet tersebut juga memiliki atmosfer tebal dan digadang-gadang sebagai Bumi purba. Citra Huygens memperlihatkan langit Titan yang berwarna seperti jeruk (oranye). Tapi jika ada astronaut yang berdiri di permukaan Titan, maka warna langit yang akan ia lihat adalah kecoklatan atau oranye gelap.

Dari planet gas raksasa, kita menuju ke planet es raksasa yakni Uranus dan Neptunus. Kandungan es di planet ini dan sedikitnya cahaya Matahari yang diterima menyebabkan kedua planet tampak berwarna biru. Dan dari kondisi atmosfer keduanya, diduga langit di Uranus berwarna biru muda atau lebih tepatnya biru kehijauan. Sedangkan langit di planet Neptunus akan tampak berwarna biru langit. Satelit Triton yang mengelilingi Neptunus juga memiliki atmosfer yang sangat tipis sehingga langit di planet ini pun tampak gelap dan hitam.
Hal yang sama juga terjadi di planet-planet yang ada di bintang lainnya. Warna langit dari planet-planet tersebut bergantung pada atmosfer yang dimiliki si planet.

Sumber :
(Pengembara Angkasa/langitselatan.com)
http://nationalgeographic.co.id/

Senin, 23 Juni 2014

Petualangan di Pulau Gili Trawangan (part 2)

Ini adalah hari terakhir kami di Pulau Gili Trawangan,,


(24 Januari 2014 - Morning)

Pagi hari tanpa mandi dan sarapan kami langsung bergegas untuk ke pusat wisata di Pulau Gili Trawangan,,
Semua tas dibawa karena kami tidak akan kembali lagi kepenginapan, rencananya mau langsung menyebrang ke Pulau Lombok.
Jarak dari penginapan kami ke pusat keramaian lumayan jauh, bisa sampai 1 jam dengan jalan kaki,,
Jadi, sambil menikmati perjalanan yang jauh, kami foto-foto di setiap tepi pantai,, Check it Out,,


Bening banget ya air lautnya,, Joss Tenaan!!


Akhirnya sampai di pusat keramaian,,
Kami langsung membeli tiket untuk snorkling,,
Karena snorkling baru akan dimulai jam 10, kami masih banyak memiliki waktu untuk dihabiskan,,
Kami beli makan nasi bungkus yang di jual oleh ibu-ibu penduduk lokal seharga 10ribu,,
Saya dan Aji menyewa sepeda gandeng dengan harga 25ribu/jam,,
Kami berencana untuk mengelilingi pulau dengan sepeda, dan ketidakberuntungan datang,,
Setelah setengah jalan mengitari pulau, rantai sepeda kami putus, Ooowhh Nooo!!  Akhirnya kami melanjutkan setengah jalan dengan berjalan kaki menggandeng sepeda,, Capek banget brooo,, setengah pulau,, hahahaha

Akhirnya waktu untuk snorkling datang,, udah semangat banget ini,,
kami diperbolehkan mencocokkan fin (sepatu untuk snorkling),, jika sudah pas kita bawa saja,,
Ternyata sudah banyak orang yang menunggu kami, ada belasan orang akan naik di kapal yang sama,,
Naik keperahu,, Yeaaayy menuju Grand Line!! (emangnya One Piece),, hahaha,,

Kami dipersilahkan mengambil snorkle (alat pernapasan saat snorkling) dan pelampung bagi yang ingin menggunakan,,
kemudian kami dijelaskan sedikit bagaimana cara untuk snorkling oleh pemandu kapal kami,,
Kapal kami akan berhenti pada 3 Spot perairan tempat snorkling, spot snorkling di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Artinya kami akan snorkling di 3 tempat berbeda,, Woow this is interesting!!
Yuk, Check it Out,,


Ada orang bule, ada orang korea, ada orang indonesia juga kok,, itu saya lagi ngobrol sama orang indo,, masa ngomong sama orang korea, Oppaaa,, Sarangheyooo,, hahahaha


Sayangnya kami belom punya kamera untuk bisa foto didalam air,,



Setelah di Pulau Gili Air pada siang hari, kami meminta ke pemandu kapal untuk langsung pamit dan tidak ikut kembali ke Pulau Gili Trawangan.
Jadi dari pulau Gili Air kami bisa langsung menyebrang ke Pulau Lombok dengan jarak yang lebih dekat dan harga yang lebih murah,, boleh kok,, bilang aja ke pemandunya,,


 Inilah akhir dari cerita dan petualangan kami,,
Selamat tinggal Pulau Gili Trawangan yang indah,,
Pengalaman ini tidak akan terlupakan bagi kami,,
Terima Kasih telah menjadi pulau yang indah dan menakjubkan untuk dapat kami kunjungi,,

Love Indonesia






Minggu, 22 Juni 2014

Petualangan di Pulau Gili Trawangan (Part 1)


(Afternoon)

Pulau Gili Trawangan di penuhi oleh orang bule broo,,
Di Pulau ini gak boleh ada kendaraan bermotor cuma boleh ada sepeda sama kuda,,
Mantep kaan,, udaranya seger pastinya,,


Banyak Bar-bar dan Cafe-cafe di sepanjang jalan,,
Banyak peduduk lokal yang menawarkan penginapan seharga 100ribu/malam,,


Ada juga toko-toko baju,,


Di sini juga ada Cidomo,, kami naik cidomo untuk keliling hampir setengah Pulau Gili Trawangan dengan tarif yang sudah disediakan tergantung jarak tempuh Cidomo nya.


Karena kakak Rizal masih bekerja kami bersantai-santai terlebih dahulu di pinggir pantai,,


Akhirnya, setelah dihubungi oleh kakaknya Rizal kami menuju tempat kami akan bermalam,,
Ternyata itu adalah tempat penghuni orang-orang yang bekerja di restoran-restoran di Gili Trawangan,,
Kebetulan 1 kamar kosong berisi 4 ranjang ditinggal mudik oleh penghuninya yang merupakan teman kakaknya Rizal, jadi kami dipersilahkan untuk menginap disana,,
Kakak Rizal bilang "jangan kaget ya sama airnya",, saya bingung maksudnya apa,,
Kami mandi berganntian dan saya lihat air di baknya biasa saja gak ada yang aneh juga dengan warnanya,,
Kemudian saat berkumur-kumur "Bwaahh" ternyata airnya asin, wakkakakaka,, (Kena Dehh)


(Evening-Night)

Malampun tiba,, kesempatan ini tidak kami sia-siakan hanya berdiam di kamar saja,,
Kami ingin mengetahui kegiatan para turis pada malam hari,, seru nih kayaknya, hahahaa,,
Sebelum berangkat kami makan malam dulu di kantin dekat kamar kami,, harga 10 ribu,,
Berangkaatt!!!

Penginapan kami jauh dari pusat wisatanya Gili Trawangan, jadi kami berjalan cukup jauh sekitar 30 menit untuk mencapai pusat keramaian,,



Tibalah kami di pusat pasar malam Pulau Gili Trawangan,,
Cukup ramai,, banyak bule yang bersantap malam dan mengobrol di Bar dan Cafe di kanan dan kiri kami,,
Menu makanan Seafood juga banyak di hadirkan di sepanjang jalan,,


Jajanan pasar juga ada broo,,dari kue sampe goreng-gorengan juga ada,, harganya mulai dari 2 ribu sampai yang mahal 10 ribu


Setelah berjalan-jalan juga di pelabuhan juga,, kami survei harga snorkling karena besok pagi kami akan ber-snorkling,, Yeaaahh!!!

Kami kembali jalan ke penginapan karena sudah lelah aktifitas tadi siang,,
Banyak Tempat-tempat beristirahat di pinggir pantai di sepanjang perjalanan, kami sempatkan pula tidur-tiduran di balai-balai dan mengobrol berbagai hal di pinggir pantai,,
Setelah sampai ditempat kami menginap kami langsung beristirahat agar bisa bangun pagi,,

Karena masih banyak foto-foto untuk ditampilkan keesokan harinya, Chapter kali ini berakhir disini, okee,,
Hari terakhir Petualangan kami di Gili Trawangan akan saya tampilkan besok,,
Chapter selanjutnya juga akan semakin menarik karena kami akan melakukan Snorkling di ketiga Gili :
Gili Trawangan, Gili Manu, dan Gili Air.


Nantikan kisah kami selanjutnya,, See You Next Time,,



Perjalanan ke Gili Trawangan (Day 2)

Inilah hari kedua petualangan kami :

Kami memiliki rencana untuk sampai ke Pemenang dengan engkel (sebutan angkot disana) yang katanya ada yang murah hanya 10ribu (rencana ini didapatkan dari hasil survei di internet). Kemudian menyebrang dengan perahu dari Pelabuhan Bangsal menuju Pulau Gili Trawangan, lalu melakukan Snorkling pada hari itu juga.
Terdengar muluk yaa,, padahal rencana itu sudah ada yang mengatur dengan lebih tepat (Tuhan), dan rencana kami hanya tulisan abstrak semata, maksudnya rencana kami di corat coret, alias rusak!! gagal!! hahahaa

(Morning, 23 Januari 2014)

Gimana enggak gagal, wong abis bangun subuh, sholat trus tidur lagi (khas mahasiswa banget, dulu kita bertiga blom ada yang lulus kuliah broo).
Bangun-bangun jam 8 lewat, langsung siap-siap, beres-beres, check out Hotel Eka jam 9 lewat.
Kita langsung mencari engkol berharga 10ribu/orang tersebut (engkol ini adalah satu-satunya engkol yang menuju Pemenang) dan setelah menunggu sekian lama (di tempat yang kita tidak tahu benar atau salah sebagai tempat nunggu engkol tersebut), akhirnya ada engkol yang menawarkan carter (engkol ini padahal engkol yang rutenya hanya di kota mataram saja).
Setelah ditawar-tawar, akhirnya carter angkot seharga 60ribu untuk kami bertiga.
Jalur yang kami lewati untuk menuju pelabuhan bangsal adalah Jalur Pusuk (Monkey Forest), karena jalur ini memang banyak sekali monyet liar yang berkeliaran.


Selama perjalanan, kami melihat engkel 10ribu/orang berlawanan arah dengan arah engkel yang kita naiki.
Sang supir bercerita, kalo kita mau naik engkel itu kita bisa naik di Terminal Mandalika. Lalu engkel itu akan berangkat jika penumpang sudah penuh.
Dan aku juga pernah baca kita juga bisa naek engkel 10ribu/orang di Perempatan Pasar Rembiga.
Hmm ya terus aku mikir, ada bagusnya juga kami carter angkot ini,
Coba bayangkan, kalo kita harus ke terminal mandalika berapa jarak yang harus kami tempuh dari penginapan?? dan berapa lama kami harus menunggu penumpang penuh?? Ini akan memakan waktu kami yang rencananya harus mencapai Pulau Gili untuk bisa Snorkling hari itu juga.
Perempatan Pasar Rembiga, dimana tuh?? kalo kami naik dari sana, apakah masih muat penumpangnya??, sedangkan dari Terminal Mandalika penumpang harus penuh baru engkel berangkat.
Satu lagi, barang bawaan penumpang yang menaiki engkel 10ribu/orang banyak juga, jadi mungkin akan sempit nanti.
Setelah pertimbangan itu semua yaa tidak rugi kok carter angkot 60ribu/3org,,
karena legaa,, bisa foto-foto monyet,, angin sepoi-sepoi bisa masuk,, berasa mobil sendiri deh pokoknya, hahaha

(Mid Day)

Sampailah kami di Pemenang Lombok Utara. Disinilah kita akan menunggu 1 orang yang akan menjadi teman kami selama wisata di Pulau Gili.


Itu tadi masih foto saya,,
1 Orang yang kami tunggu bernama Rizal (Nama Panjang disamarkan, demi keamanan dirinya dari pihak-pihak yang mungkin akan memanfaatkan dirinya. Karena orang inilah yang akan membawa perubahan besar pada nasib perjalanan kami), dia adalah orang asli lombok yang kebetulan kuliah di kota yang sama tempat kami kuliah, yaitu Jogjakarta.
Karena rencana awal kami adalah untuk langsung ber-Snorkling, dan asumsi kami bahwa kami harus menitipkan barang-barang kami yang tidak perlu dibawa ke Pulau Gili di rumah Rizal, maka berangkatlah kami ke rumah Rizal naik Carry (angkutan lain selain engkel). Sedangkan Rizal memandu didepan naik motor.
Sampai dirumah Rizal kami ishoma dan berkenalan dengan orang tua Rizal yang baik hati. Obrolan panjang telah terjadi, sampai percakapan dititik bahwa saat ini pelabuhan tidak bisa dilewati oleh kapal karena cuaca buruk (memang saat itu adalah musim penghujan, memang terlihat mendung banget).
Karena orang tua Rizal mempunyai link dengan orang di Pelabuhan Bangsal, kami disuruh menunggu sampai mendung hilang. Selama perbincangan kami memutuskan untuk tidak jadi menitipkan barang bawaan kami karena ternyata barang bawaan kami akan tetap aman selama snorkling disana (asumsi awal kami adalah saat snorkling, barang bawaan di tinggal di perahu dan tidak terjaga aman).
Langit sudah mulai cerah, kabar berita bahwa kapal dari Pelabuhan Bangsal sudah dapat menyebrang, kami sudah siap berangkat dengan Rizal menemani (Intinya ya ayo jalan-jalan bareng!!).
Kebaikan keluarga Rizal tidak sampai disini saja, Kakak Rizal yang bekerja di Pulau Gili Trawangan akan menyediakan tempat untuk kami menginap semalam disana, orang tua Rizal sendiri yang juga menyarankan untuk menghubungi kakak perempuannya. Wooaahh Perfect!!!

(Afternoon)


Kembalilah kami ke Pemenang. Dari Pemenang untuk ke Pelabuhan Bangsal kita bisa naik Cidomo (delman) dengan biaya biasanya 5ribu/org atau bisa dengan berjalan kaki 10-20  menit karena hanya berjarak 500 meter saja. Ini dia penampakkan Cidomo nya.




Sampailah kami di Pelabuhan Bangsal!! Yeaaayyy!!
Untuk informasi bahwa pelayanan penyebrangan umum di buka mulai dari jam 8 sampai jam 3 sore, setelah jam itu kita harus bernego dengan pemilik perahu untuk mencarter perahunya dan pasti harganya akan mahal.
Si Rizal masih malu-malu jadi fotoin yaa,,


Lalu kami beli Tiket Perahu ke Pulau Gili Trawangan seharga 13.500/org, kalau ke Pulau Gili Air dan Gili Meno harga tiketnya lebih murah karena lebih dekat.
Akhirnya kami naik perahu dan Woooww seru banget soalnya ombaknya gede, jadi perahunya goyang-goyang. Kalo saya mah nyantai aja, wohaahaha.


Akhirnyaa kami sampai di Pulau Gili Trawangan!!! Yuhuuu!!!
sekarang kita paksa si Rizal foto bareng, hahaha


Pantainya bersih kan, pasirnya putih juga,,
Nanti kami akan berkeliling pulau Gili Trawangan untuk melihat semua sudut pantai di sepanjang pulau.

Yahhh sampai sini dulu Chapter kali ini,, okee
Next Chapter akan berisi tentang petualangan kami di Pulau Gili Trawangan
dengan judul "Petualangan di Pulau Gili Trawangan"

See You Next Time,,














Sabtu, 21 Juni 2014

Perjalanan ke Gili Trawangan (Day 1)

Kali ini saya mau nulis tentang perjalanan saya ke Pulau Lombok dengan biaya yang cukup murah,,
Memang murah ini serius, kalo gak percaya baca aja trus itung total biaya yang keluar,,
Saya merencanakan liburan di Pulau Lombok dan Pulau Gili bersama 2 orang teman kuliah,,
Tetapi, akan berlibur di Pulau Gili bersama 3 orang teman,, kok bisa?? Ya lihat aja nanti,,
Oke,, kita mulai,,

Hari Pertama di Pulau Lombok.... (22 Januari 2014)

 (Morning)

kenapa langsung hari pertama??
Ya karena saya dari tangerang ke lombok cuma 2 jam,, hahaha
Karena saya naik pesawat ke lombok,, tentunya dengan biaya yang murah cuma 260ribu pulang dan pergi,,
Kok bisa?? Yaaa itu rahasiaa,, hehehe
Kalo kedua temen saya sih lewat perjalanan darat dan laut,, berangkatnya ya sehari sebelum saya (tapi yang duluan sampe tetep saya yang baru berangkat hari-H),, biaya pulang perginya sih gak beda jauh dari saya,, cuma lebih mahal dikit dan lebih lama aja,, hahaha
Nih kalo gak percaya saya tunjukkin gambar saya sarapan di pesawat,


Akhirnyaa sampai di Pulau Lombok!!!


Nah,, bagi anda yang melakukan perjalanan ke Lombok dengan pesawat akan sampai di Bandara Internasional Lombok. Transportasi yang disediakan di bandara adalah Bus Damri dengan 2 tujuan yaitu Mataram dan Sengigi.
Setelah keluar Bandara, karena saya sedang terlihat sedang mencari bus damri yang tidak kelihatan, banyak sekali orang-orang yang menawari saya paket tour dan sewa mobil yang harganya pasti mahal.
Akhirnya terlihatlah seorang pemuda dengan seragam biru muda, ternyata begini, Bus Damri memang punya 1 rute perjalanan menuju tujuan akhir Sengigi namun akan berhenti dulu di Kota Mataram sebelum melanjutkan lagi rutenya ke Sengigi.
Tarif Bus Damri ke Kota Mataram hanya 15ribu, menempuh jarak gak tau selama 1/2-1 jam. Saya akan bertemu 2 teman saya disana.
Bus Damri memiliki terminal sendiri di Kota Mataram, sedangkan 2 teman saya naik angkot dari Pelabuhan Lembar akan turun di Terminal Mandalika. Akhirnya saya harus menumpang ojek (gak numpang juga sih, bayar 10rb broo) menuju kedua teman saya. Akhirnya, Perjalanan 3 orang dimulai,, jreng jreng jreng,,

(Mid Day)
Hal yang pertama dilakukan kami bertiga adalah Mencari Penginapan, karena kedua teman saya sudah terlihat pucat dan kelelahan entah karena gak tidur di kapal takut kecopetan atau karena abis dipalak preman beberapa kali (becandaaa, tapi emang beneran pucet) sedangkan saya masih segar bugar, hahaha.
Oh ya, perkenalkan kedua teman saya bernama Aji dan Mohtar (Disebutkan sesuai abjad, foto menyusul kalo dah eksis), mereka ini temen KP (Kerja Praktek) saya, makanya dah akrab, hahaha.
Ternyata si Mohtar dah punya pilihan tempat penginapan karena direkomendasikan oleh mantannya (Ups, sekarang sih mantan, kalo dulu yaa udahlah gak usah dibahas ntar malah galau dia).
Nama hotelnya adalah Hotel Eka (penginapan lho ini maksudnya). Dari tempat kami bertemu, kami hanya berjalan untuk mencari Hotel Eka karena memang banyak hotel di daerah cakranegara. Setelah bertanya kepada orang-orang dan berjalan masuk gang-gang dan melewati banyak sekali hotel-hotel dan anjing-anjing dikanan dan kiri jalan (kok anjing dibawa-bawa? Ya karena temen2 saya takut sama anjing, yang satu keterlaluan takutnya kalo ada anjing langsung ngumpet dibelakang saya dan yang satu lagi jaim, padahal takut juga tapi gesernya menjauh dikit-dikit, gak usah disebutin yang mana orangnya yaa), akhirnya ketemu juga Hotel Eka.
Hotel Eka menawarkan harga murah untuk menginap 1 malam yaitu 80ribu 1 kamar berisi 2 orang. Karena kami bertiga dan pihak hotel tidak menyediakan extra bed, ya kami harus menyewa 2 kamar.
Setelah bersih-bersih dan take a nap, sore hari kami jalan-jalan di Pasar Kartanegara tidak jauh dari penginapan untuk belanja kaos dan celana.


Setelah berbelanja sedikit, kami menuju Alun-Alun Kota Mataram bernama Taman Sangkareang dengan naik angkot 4000 per orang.


(Afternoon - Evening)
Setelah capek jalan-jalan di kota, saatnya makaaann!! Nasi Balap!!


Harganya cukup terjangkau kok broo,, murah malah kalo wisata mah,, saya habis 8ribu untuk makanan ini.
murah kan,,
Tenaang Brooo,, Masalah sholat kita gak akan lupa walaupun sedang bersenang-senang.
Kami bisa mendengar suara adzan, masjid banyak kok disini,, tenang kaan,,
Saatnya balik ke Hotel,, Kami naek taksi pulangnya karena kalo sudah jam 6 sore sudah tidak ada angkot lagi dari arah tempat kami ini. Kalo mau murah ya pulangnya jangan malem-malem, oke,,
Sampai hotel kami beristirahat,,

Sekianlah hari pertama kami di Lombok, cukup menarik kan,,
Next Post saya akan menceritakan keesokan harinya yang lebih seru karena kami akan berangkat menuju Pulau Gili,, yeaayy!!
Tunggu Petualangan kami selanjutnya,,













Jumat, 20 Juni 2014

On Next Sunday (2009)

Mau share film bagus yang udah pernah gw tonton nih,,
 

Judul : "On Next Sunday" ("Kondo no nichiyƓbi ni")
Director : Satoshi Kenmochi 
Durasi : 108 menit



Menceritakan tentang seorang mahasiswi bernama Sora (Younha : dia penyanyi asal korea, tapi  selain di korea dia juga berkarir di jepang sebagai penyanyi, tau lagu yg judulnya Houki Boshi? nah itu lah)
Oke lanjut,,
Nah dia mau kuliah di jepang karena ingin nyusul cowok yang dia sukain yang terlebih dulu kuliah di jepang.
Ternyata, setelah dia di jepang, cowoknya dah balik ke korea karena masalah keluarga.
Akhirnya sora terlarut dalam kesedihannya.
Sora mengambil jurusan per-film-an, lalu di tugaskan untuk membuat film dokumenter.
Sora tertarik untuk menjadikan tukang kebun di universitasnya yang bernama Matsumoto (Ichikawa) sebagai pemeran utama filmnya.
Mulailah sora mendokumentsikan kehidupan seorang tukang kebun yang akhirnya sangat menginspirasinya.



Komentar gw :
Film ini bagus, menginspirasi banget, filmnya serius, walaupun ada humornya dikit tapi bukan yang dibuat-buat, filmnya sedih di endingnya. (lagu endingnya enak banget)